Kuda Lumping merupakan sebuah tarian menggunakan properti kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu yang sangat digandrungi banyak kalangan. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa tidak pernah absen menghadiri acara/event yang memainkan tarian kuda lumping. Salah satu yang menjadi daya tarik dari tarian ini adalah penari yang kerasukan roh. Roh yang memasuki penari di tengah-tengah pagelaran diyakini sebagai arwah nenek moyang yang berasal dari kuda-kudaan yang ditungggangi penari. Roh tersebut ada pada anyaman bambu (kuda-kudaan) yang  terlebih dahulu ditempatkan di makam  dan bermalam di sana berhari-hari sebelum acara penyelenggaraan tari kuda lumping dilaksanakan.

Tarian ini diiringi oleh alat musik tradisional seperti gong, kenong, kendang, dan juga slompret yang dimainkan para pemusik yang berada di atas panggung. Di desa Curugsewu Kecamatan Patean Kabupaten Kendal penyebutan nama dari tarian tersebut adalah Jaran Kepang. Tujuan dari tarian ini sebagai sarana penting dalam setiap upacara yang lekat dengan spiritualitas dan juga sarana berkomunikasi dengan arwah para leluhur.

Dalam pertunjukan Kuda Lumping, beberapa penari kerasukan Dalam adegan ini, akan diperagakan hal-hal diluar nalar yang tidak bisa dilakukan oleh manusia pada umumnya. Biasanya, penari yang kerasukan akan memiliki kekebalan fisik, seperti kebal terhadap pukulan (pecut), goresan senjata tajam, bahkan kita sering menjumpai penari yang kerasukan memakan beling atau pecahan kaca. Meski sering membuat bergidik ngeri melihat satu per satu penari yang mulai ambruk ditengah pagelarannya namun tarian ini mampu menghipnotis penonton setianya.

Kesenian ini biasanya dilangsungkan setiap menjelang satu suro. Hal ini bertujuan untuk menolak bala.  Masyarakat lokal begitu mempercayai mitos bahwa Kuda Lumping memiliki kekuatan besar di luar kendali manusia. Oleh karena itu, Kesenian lokal ini merupakan salah satu contoh bentuk kesenian budaya kuno yang didalamnya mengandung kekuatan magis dan perlu dilestarikan. Penulis mengajak pembaca untuk mencintai kebudayaan Indonesia salah satunya kesenian kuda lumping selain sebagai hiburan bagi masyarakat juga sebagai warisan leluhur pada anak cucu kelak.

Kiriman serupa